Have an account?
alisarstell
CATEGORY: | Sabtu, 26 Februari 2011
0

JAKARTA, 17/1 - PROSPEK BAJA 2011. Co Chairman Flat Product - Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) Irvan K Hakim, memberi keterangan pers mengenai prospek dan bisnis baja 2011 di Jakarta, Senin (17/1). Proyeksi harga baja 2011 diperkirakan meningkat antara lain disebabkan naiknya tiga komponen utama yaitu bahan bakar minyak, bahan baku biji besi, dan kokas. Harga rata-rata kenaikan baja 2011 diperkirakan sebesar 15-20 persen dibanding 2010 lalu.
CATEGORY: |
0

Produsen Hulu Siap Pasok Wire Rod

JAKARTA. Nampaknya Ikatan Produsen Paku dan Kawat Indonesia (Ippaki) bisa bernafas lega. Pasalnya, produsen hulu yang memproduksi wire rod alias kawat baja siap memasok bahan baku paku dan kawat tersebut.

Ketua Umum Ippaki Ario N Setiantoro mengatakan produsen hulu telah menyatakan kesediaannya untuk menyuplai bahan baku paku dan kawat. "Kesepakatan ini terjadi pekan lalu," katanya.

Menurut Ario, dengan kesepakatan ini para produsen paku dan kawat dapat sedikit bernafas lega. Pasalnya, kekurangan bahan baku yang menghantuinya telah membuat perusahaan
melakukan pemangkasan produksi sebanyak 60%. "Selama ini kita hanya memproduksi 40% akibat kekurangan pasokan," tegasnya.

Ario bilang, pemangkasan produksi ini telah membuat perusahaannya merugi. Menurutnya, satu perusahaan melakukan produksi sebanyak 100 ton. "Karena terjadi pemangkasan maka
kerugiannya mencapai Rp 1,4 miliar per hari per perusahaan," tuturnya. Nah, jika ada 32 hingga 35 anggota, maka kira-kira kerugian per bulan mencapai Rp 672 miliar-Rp 735 miliar.

Namun, Ario bilang kerugian ini tidak hanya bisa tertutupi akibat telah terpenuhinya pasokan bahan baku. Yang lebih penting baginya adalah menyesuaikan aturan bea masuk. Pasalnya, bea masuk juga menjadi penyebab sulit bersaing perusahaan domestik.

Asal tahu saja, bea masuk wire rod impor sebesar 10% sementara paku impor hanya sebesar 7,5%. Karena perbedaan bea masuk ini membuat harga paku impor dan dalam negeri timpang. "Ini harus dikaji untuk diharmonisasi," tegasnya.

Menurutnya, harga paku impor asal China Rp 11.800 per kilo gram (Kg) dan dijual importir umum Rp 12.300-Rp 12.700. Sedangkan wire rod domestik saja sudah mencapai Rp 12.300-Rp 12.500 dan dijual berkisar Rp 13.000-Rp 14.000.

Nah, untuk penyesuaian bea masuk ini, ia telah mengajukan permintaaan ini kepada pemerintah sejak dua-tiga tahun lalu. Sayangnya, hingga kini pemerintah tidak memberikan respon sama sekali.

I Putu Suryawirawan, Direktur Industri Logam Departemen Perindustrian (Depperin) membenarkan jika permasalahan bahan baku wire rod telah teratasi. "Permasalahannya sudah
selesai," katanya singkat.

Ia juga mengatakan Depperin akan memberlakukan safeguard untuk mengatasi ancaman injury alias kolaps untuk perusahaan lokal. "Saat ini masih dalam kajian," tandasnya.